"kamu kenapa? kamu lelah?" tanya sebuh hati kepada tuannya. tuannya tidak menjawab, ia hanya diam bersandar di tembok tiang rumahnya. Tubuhnya sedang lelah dan lemas. air hangat dari matanya mengalir begitu saja. Hati pun mulai mengerti. tuannya sedang benar-benar lemah. "oke, baiklah tuan. mungkin sekarang kamu tak dapat menjawab pertanyaanku. tapi mohon izinkan aku untuk berbagi kepadamu. Aku tahu, kamu sedang lelah karena semua pekerjaan rumah tanggamu. segalanya kau kerjakan sendiri. mencuci, mengepel, menyapu, membersihkan tempat tidur, memasak nasi, lauk, ikan lalu menyiapkannya, cucipiring, menjemur, menyetrika dan masih banyak lagi yang tidak bisa kau sebutkan satu per satu. aku tahu kau sangat lelah.belum lagi kalau kau pulang dari mengajar dan kau mendapati rumah yang berantakan. aku tahu kamu sedang bersedih, sudahlah kumohon jangan menangis begitu. kamu hanya sedang lelah. kamu berharap suamimu mengerti dan membantumu sedikit pekerjaan rumah. atau setid
Aku harap ini yang terakhir aku menangis. Aku ingin memantapkan hatiku untuk tidak mencintainya lagi dengan tulus. Semua hanya tentang waktu. Jika memang perkataan lelaki di masasilam tidak bisa di percaya, kenapa saya harus percaya kata2nya hari ini? Toh hari ini juga akan menjadi masalalu. Katanya salahmu mempercayai kata2ku dulu. Itu dulu. Sekarang pemikiran kita sudah beda. Yah. Tepat sekali kata-katamu. Mari kita melupakan komitment. Sebab itu adalah dulu. Kata2 mu hari jni mari kita melupakanya. Karena esok semua akan menjadi"dulu". Katanya anggap aku sebagai teman. Baik. I will accourding what do u want. Mari kita memulainya semua dengan status teman saja. Itu lebih baik mungkin. Dimana kita bisa bebas. Kau yang dulu menaburkan perhatian berlebihan, sekarang malah menyuruhku biasa saja. Okkay. Mari kita turuti maumu. Tapi, kau juga harus menghargai keputusanku untuk mengenyahkanmu dari hatiku. Semua hanya soal waktu. Jika ketulusanku kau balas dengan respons yang