"kamu kenapa? kamu lelah?" tanya sebuh hati kepada tuannya.
tuannya tidak menjawab, ia hanya diam bersandar di tembok tiang rumahnya. Tubuhnya sedang lelah dan lemas. air hangat dari matanya mengalir begitu saja. Hati pun mulai mengerti. tuannya sedang benar-benar lemah.
"oke, baiklah tuan. mungkin sekarang kamu tak dapat menjawab pertanyaanku. tapi mohon izinkan aku untuk berbagi kepadamu. Aku tahu, kamu sedang lelah karena semua pekerjaan rumah tanggamu. segalanya kau kerjakan sendiri. mencuci, mengepel, menyapu, membersihkan tempat tidur, memasak nasi, lauk, ikan lalu menyiapkannya, cucipiring, menjemur, menyetrika dan masih banyak lagi yang tidak bisa kau sebutkan satu per satu. aku tahu kau sangat lelah.belum lagi kalau kau pulang dari mengajar dan kau mendapati rumah yang berantakan. aku tahu kamu sedang bersedih, sudahlah kumohon jangan menangis begitu. kamu hanya sedang lelah. kamu berharap suamimu mengerti dan membantumu sedikit pekerjaan rumah. atau setidaknya dia bisa menjaga kebersihan atau menyimpan pakaian kotornya dengan baik di mesin cuci. aku berharap suamimu bisa membantumu menjaga kebersihan rumah. aku tahu kamu terkadang jengkel dengan suamimu karena lebih banyak memegang hp daripada menemanimu bercengkrama saat kau sedang lelah. aku tahu kemarin kamu sedang marah besar sebab saat kau sakit suamimu terus hanya memegang hp dan mengerjakan hal yang tak berguna, dia lebih memilih mengedit vidio yang tidak begitu penting daripada melihatmu yang sedang sakit dan butuh untuk diperhatikan saat itu. aku tahu saat ini kau ingin pulang ke rumah orangtuamu dan tinggal bersamannya saja. aku tahu itu. aku tahu kamu sedang jengkel dengan suamimu karena ia beranggapan bahwa pekerjaan rumah tangga hanyalah tugas istri, semua adalah kewajiban istri. aku tahu sekarang kamu sedang kecewa berat dengan suamimu sebab kau rela meninggalkan ibumu dan tinggal bersamanya dengan keluarganya. namun, ia tidak tahu bagaimana caranya membuatmu tetap nyaman agar bisa tetap tinggal dengan keluarganya. menurutmu ia egois karena yang dia pikirkan hanya kenyamanannya saja. tidak memikirkan kenyamananmu di rumahnya. aku tahu semua yang ada di lelahmu sekarang.
baiklah tuan, bisakah aku memberimu sedikit nasihat. kamu tahukan bahwa pernikahan itu adalah sebuah ujian, hidupmu sekrang adalah ujian, dan sekarang Allah sedang mengujimu. jika kau merasa ujianmu sekrang sebesar kapal, maka ingatlah bahwa nikmat Allah sebesar lautan sayang. kuatkanlah hatimu.ingatlah sabar itu iman, teman terbaik yang akan menolongmu. sabarlah, dan esok jika kamu sudah baikan. sudah merasa sehat untuk berbicara, diskusikanlah semuanya dengan suamimu. semoga kamu mendapat solusi"
Komentar
Posting Komentar